Resume
Tanah Gersang (Mochtar Lubis; novel, 1966)
Judul: Tanah Gersang
Pengarang: Mochtar Lubis
Tahun: 1966
Joni, Yusuf, dan Sukandar. Tiga pemuda berbeda
latar belakang. Joni berasal dari keluarga berada, yang menggampangkan uang
sebagai segala-galanya, dan menurut ayahnya yang seorang anggota dewan, segala
sesuatu hanya dapat diselesaikan dengan keberadaan uang. Yusuf merupakan anak
angkat pamannya, seorang nelayan dan istrinya yang menikmati cinta dengan
lelaki lain di rumahnya, sebagaimana istri-istri orang nelayan lain. Dan
anehnya, suami-istri itu sangat pengertian, membiarkan keduanya mencari cinta
dengan orang lain. Yusuf-pun tidak menganggap aneh hal itu, bahkan membiarkan
Joni temannya memasuki kamar bibinya itu. Lain dengan Sukandar. Sebagai
pelarian dari panti asuhan, ia telah mencicipi perempuan sejak usia muda ketika
ia bekerja di suatu rumah bordil. Bersama Yusuf dan Sukandar, mereka menjadi
tukang catut di gedung bioskop, yang mempertemukan mereka dengan Joni.
Mereka adalah contoh dari kenakalan remaja yang
sempat mewarnai jalanan Jakarta di tahun 50an. Joni sebagai ketua mereka
mengomandoi mereka untuk merampok toko emas, beserta tindak kejahatan lainnya
yang berujung pada pembunuhan. Suatu tindakan yang di luar batas.
Akhirnya 'Tanah Gersang' berfokus pada Joni. Ia
yang kecewa karena Lisa-bintang film pada masa itu yang sangat mudah
mempermainkan cinta lelaki dan mengambil banyak keuntungan darinya-beralih
untuk berhubungan dengan Dewi, adik Lisa. Joni-Dewi bahkan kawin lari ke
Sumatra, yang akhirnya disetujui oleh kedua pihak keluarga. Namun Joni telah
mendapat kabar : seorang bernama S dan Y ditangkap karena suatu pembunuhan.
Pada saat itulah Joni membatin, meniatkan diri untuk melaksanakan niatan yang
telah lama dirindukannya : mati muda. Dan ketika mendung dan ombak bergejolak
di suatu danau, tempat dimana Joni tengah menunggang motor air, Joni tenggelam.
Dewi-pun menangisi kepergian Joni yang mati secara tragis itu, dan pada dirinya
ia merasakan sesuatu. Benih baru telah mendukung dirinya, jauh dalam rahim.
Joni, merupakan tokoh utama dalam novel ini
mengalami pergulatan spiritual yang pelik, dari mulai masa kecilnya yang suka
membunuh binatang, melihat darah-darah mengalir, ketika menjelang dewasa ia
juga mengaktualisasikan seluruh hasrat dirinya pada berbagai hal. Pertemanan,
perampokan, pembunuhan, dan percintaannya semua berpusar pada diri Joni yang
terus menerus gelisah, terus menerus mencari sumber gejolak, dimana dirinya
akan mendapati seluruh potensi hidupnya tercurah. Ia merupakan cerminan manusia
yang tampak kuat dari luar, namun sebenarnya menyimpan sebongkah luka di dalam
dirinya. luka yang terus menerus menggerogoti hidupnya, membentuk sebuah lubang
di tanah gersang.
"Tanah Gersang" sebenarnya tidak terlalu
berat, bahkan di banyak percakapan, Mochtar Lubis menyisipkan dialog-dialog
bahasa "gaul" para pemuda, disertai tren-tren dan lagak para remaja
di masa itu yang kebanyakan meniru aksi koboi di layar putih. Hanya saja,
"Tanah Gersang" cocok dibaca para orang tua agar menjadi pelajaran,
bagaimana semestinya mendidik para generasi muda. Hal itu dikarenakan Joni,
Yusuf, dan Sukandar, dan mungkin banyak generasi muda lainnya, bertemu dan
menjalani apa yang disebut sebagai perubahan nilai-nilai moral di masyarakat.
Mereka tidak dapat membedakan mana yang baik dan mana yang buruk di usia
mereka.
Tanah Gersang memiliki alur yang biasa saja,
ketegangan yang biasa saja, penokohan yang juga biasa saja. hanya saja dalam
buku ini, saya bisa menemukan konsistensi penokohan yang sangat apik.
Diceritakan melalui 'tiga bab hidup' dengan sangat sederhana tapi tetap tidak
kehilangan pesona. Yang paling menarik dalam buku ini adalah pergulatan hidup
para tokohnya, dituturkan dengan amat sederhana, begitu jujur dan apa adanya.
Buku ini adalah potret masyarakat urban pada zamannya.
2 komentar:
Nice blog.. :) backgroundnya bagus menarik, tetapi masih kurang rapi dan tambahkan gadget-gadget yang menarik agar tidak terlihat simple :). semangat ngeblog Ratih :)
warna backroundnya sudah bagus, tetapi masih kurang rapi. masih terlalu panjang bacaannya jadi bisa di tampilkan setengahnya saja
Posting Komentar